Pages

Selasa, 20 November 2012

Perkara Hormat


Perkara Hormat,
Jangan hanya mau dihormati orang saja jangan hanya menuntut untuk dihormati saja. Jangan marah atau kecil hati bila tidak dihormati, sebaliknya Tanya diri sendiri. Apakah diri sendiri sudah menghormati orang lain. Bila ingin dihormati orang, maka hormati-lah orang lain lebih dulu.

Jangan hanya menuntut saja ingin dihormati orang. Tetapi tanyalah diri apakah diri sudah pantas dihormati orang. Pantaskah tingkah laku atau perangi kita untuk menjadi orang yang dihormati.

Terhormatkah setiap kalimat yang kita kelurkan dari mulut kita. Pantaskah untuk dihormati. Terhormatkah setiap tindak-tinduk kita di dalam masyarakat. Sudahkah kita berbuat sehingga kita pantas untuk  dihormati. Jangan hanya bisa menuntut saja. Intropeksilah  diri, apakah kita sudah layak untuk dihormati.

Mengucapkannya mudah, tetapi sanggupkah kita berbuat untuk menjadi orang yang dihormati: 
      ·         Orang yang tidak menghormati orang lain tidak akan mendapat hormat dari orang lain.
      ·         Orang  yang tidak menghargai dirinya sendiri lebih dulu tidak akan dihargai orang lain.        
      ·         Orang yang tidak menghargai dirinya sendiri, bagaimana orang lain akan menghargainya.

Kebanyakan orang, hanya mau dirmati. Tetapi tidak mau menghormati orang lain. Bagaimana mau menerima surat, kalau tidak pernah mengirim surat.

Sekarang kita merenungkan sejanak :

Perkatan, lidah, mulut, dan lisan  harus dijaga. Mulutmu harimaumu. Mulutmu dapat mencelakakan diri sendiri. Dan mulutmu juga dapat mencelakakn orang lain. Perkataan yang sudah kita ucapkan, bagaikan anak panah yang lepas dari busurnya tidak dapat ditarik kembali. Dari itu pikir-pikirlah bila hendak berbicara. Pepatah mengatakan “lihat kiri lihat kanan, pandang muka pandang belakang.”

0 komentar:

Posting Komentar