Perkara
Hormat,
Jangan
hanya mau dihormati orang saja jangan hanya menuntut untuk dihormati saja.
Jangan marah atau kecil hati bila tidak dihormati, sebaliknya Tanya diri
sendiri. Apakah diri sendiri sudah menghormati orang lain. Bila ingin dihormati
orang, maka hormati-lah orang lain lebih dulu.
Jangan
hanya menuntut saja ingin dihormati orang. Tetapi tanyalah diri apakah diri
sudah pantas dihormati orang. Pantaskah tingkah laku atau perangi kita untuk
menjadi orang yang dihormati.
Terhormatkah
setiap kalimat yang kita kelurkan dari mulut kita. Pantaskah untuk dihormati.
Terhormatkah setiap tindak-tinduk kita di dalam masyarakat. Sudahkah kita
berbuat sehingga kita pantas untuk
dihormati. Jangan hanya bisa menuntut saja. Intropeksilah diri, apakah kita sudah layak untuk
dihormati.
Mengucapkannya
mudah, tetapi sanggupkah kita berbuat untuk menjadi orang yang dihormati:
·
Orang yang tidak menghormati orang lain tidak akan mendapat hormat
dari orang lain.
·
Orang yang tidak menghargai
dirinya sendiri lebih dulu tidak akan dihargai orang lain.
·
Orang yang tidak menghargai dirinya sendiri, bagaimana orang lain
akan menghargainya.
Kebanyakan
orang, hanya mau dirmati. Tetapi tidak mau menghormati orang lain. Bagaimana
mau menerima surat, kalau tidak pernah mengirim surat.
Sekarang
kita merenungkan sejanak :
Perkatan,
lidah, mulut, dan lisan harus dijaga.
Mulutmu harimaumu. Mulutmu dapat mencelakakan diri sendiri. Dan mulutmu juga
dapat mencelakakn orang lain. Perkataan yang sudah kita ucapkan, bagaikan anak
panah yang lepas dari busurnya tidak dapat ditarik kembali. Dari itu
pikir-pikirlah bila hendak berbicara. Pepatah mengatakan “lihat kiri lihat kanan, pandang muka pandang belakang.”
0 komentar:
Posting Komentar